a. Pembuatan Model
Model untuk cetak press/tekan cenderung berbentuk dua
imensional. Pemunculan ornamen/hiasan tidak terlalu
tinggi
atau
biasa disebut relief rendah. Bentuk tersulit yang bisa terjangkau hanya bentuk relief menengah, untuk
pembuatan bentuk
relief tinggi tidak bisa dijangkau karena bentuknya
hampir tiga dimensional.
Ketebalan bentuk
yang bisa dicapai sekitar
1 - 3 cm dengan syarat ornamen memiliki sifat cembung, ataupun
pahatan lurus yang miring ke dalam.
Bahan pembutan model teknik press dapat berupa kayu, lempung maupun lilin.
Untuk Kayu tetap menggunakan pahat ukir, sedangkan lempung atau lilin bisa menggunakan butsir.
Bentuk model yang bisa dikembangkan bermacam-macam, bisa
persegi atau persegi
panjang,
lingkaran atau segitiga, semua itu tergantung desain yang diinginkan.
Gambar
1. Proses pembuatan model dari kayu.
b. Pembuatan Cetakan
Model yang telah dibuat ditaruh ditempat
yang datar dengan alas
plastik. Kemudian sekelilingnya dibuat penghalang, bisa dari kayu maupun kertas yang tebal dengan ketinggian melebihi tinggi modelnya. Dipastikan
tidak
ada
celah
yang
akan
membuat adonan semen ke luar bila dituangkan. Untuk menutupi celah bisa menggunakan wass
(lilin).
Model yang telah siap diolesi MAA merata dipermukaan model
maupun kayu/kertas penahan.
Untuk bahan cetakan
teknik press bisa menggunakan resin
tapi juga bisa mengunakan semen. Alternatif ini untuk lebih menghemat harga produksi. Akan tetapi penggunaan hasil dari cetakannya juga masih lebih kasar jika dibandingkan dengan cetakan dari resin.
Gambar
2. Cetakan
dari bahan semen.
Bahan cetakan
dari semen diperlukan bahan
pembantu berupa air. Ukuran untuk semen berbanding 1 kg : ½
liter air.
Semen diaduk perlahan dan dicampur sedikit demi sedikit dengan
air.
Campuran yang telah jadi dituangkan perlahan
– lahan kedalam cetakan. Isi secara merata sampai ketebalan 2 cm – 3 cm. Biarkan
mengeras dalam 24 jam
Setelah benar-benar kering model dipisahkan perlahan-lahan dari cetakan. Cetakan dibersihkan dan siap untuk melakukan produksi.
c. Proses Produksi
Dalam proses produksi bahan dan alat yang
dipersiapkan berupa: Bahan yang digunakan: Serbuk
kayu yang telah
disaring, Air,
Lem kayu sintetis,
Oli bekas.
Alat yang digunakan: Cetakan yang siap digunakan, Alat press, Triplek sebagai alas, Gelas Plastik bekas, Ember sebagai tempat adonan
Serbuk
kayu
disaring
untuk
mendapatkan hasil yang
halus.
Kemudian
ketiga
bahan
dijadikan
satu
dengan
ukuran
antara
lem, serbuk
dan air. Dari kegiatan yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan
bahwa
dengan
lem 0,8 kg/800 gram (satu
bungkus)
dibutukan serbuk kayu 0,6 kg/600 gram dengan air 1,2 liter.
Dengan
adonan
yang
telah
siap
maka tempat cetakan perlu dipersiapkan. Prinsip
dasar
dalam melakukan
pencetakan
adalah
didapatkannya hasil yang utuh ketika dikeluarkannya hasil
cetakan
dari dalam
cetakannya
dengan
waktu
sesingkat
mungkin. Semakin cepat dan mudah pengeluaran hasil cetakan akan berpengaruh pada kuantitas hasil perhari yang dicapai. Dalam melakukan pelatihan
ini telah dicoba beberapa bahan
sebagai
pemisah
antara
cetakan
dan
adonan serbuk kayu antara lain MAA (pengkilap
lantai), margarin, Oli bekas.
Hasil yang paling memuaskan adalah oli bekas karena adonan
serbuk kayu dengan mudah dikeluarkan dalam
waktu 10 sampai 15 menit.
Akan
tetapi
ada efek lain
yang
ditimbulkan
berupa
warna
kehitaman pada permukaan hasil cetakan. Warna hitam ini tidak begitu berpegaruh karena proses finishing yang dilakukan dengan
penggunakan pewarnaan blok dengan
cat
tembok
sehingga
seluruh
permukaan nantinya akan tertutupi dengan cat tembok
Cara melakukan proses pencetakan ketika semua telah disiapkan
yaitu cetakan ditaruh di bawah alat press dengan posisi negatif cetakan diatas. Permukaan cetakan
diolesi
oli
bekas
dengan
mengkuaskan
merata diseluruh permukaan cetakan. Alat penahan terbuat
dari kayu juga dipasang
disekeliling cetakan dan juga diolesi
oli. Adonan yang siap dicetak
dimasukkan dengan perlahan sampai cetakan terisi penuh.
Kasih papan/plat
yang
rata
diatas adonan yang dituangkan,
tekan
dengan alat press hingga air yang ada keluar, tunggu
sampai 10-15 menit hingga
cetakan siap dilepaskan. Cetakan
dilepaskan perlahan dan hati-hati. Jika hasil cetakan telah dikeluarkan dilakukan
pengeringan dengan sinar matahari. Pengeringan seperti ini
menghabiskan waktu sampai 4 hari. Untuk
mendapatkan hasil tidak melengkung
pengeringan dilakukan proses pembalikan selang waktu
3-4 jam.
d. Finishing
Finishing yang dilakukan pada kerajinan serbuk
kayu dengan campuran lem
ini
adalah
menutup semua
bagian permukaan
dan
dihias dengan bentuk dekoratif
dengan pemanfaatan warna-warna yang diinginkan. Dalam melakukan proses finishing persiapan yang diperlukan adalah :
Bahan yang digunakan: Cat tembok, Cat sendi warna primer
(merah, kuning, biru) dan warna hitam, Melamin dof beserta harderner dan tiner.
Alat
yang di gunakan : Amplas kain dan kertas, Kuas cat air dan cat
minyak, Ember
sebagai
tempat
air
dan
gelas
plastik
bekas,
Sprayer/semprotan obat nyamuk.
Proses finishing yang dilakukan pertama kali adalah menghaluskan permukaan hasil cetakan dan bagian tepinya.
Proses ini dapat menggunakan amplas kain dengan
no.p-100. sedangkan untuk mendapatkan
hasil yang lebih halus
menggunakan amplas kertas no.cc-240.
Proses
selanjutnya
dengan
memberikan
warna
dasaran
pada
permukaan dengan mengkuaskan cat tembok yang telah di campur air untuk disesuaikan tingkat
kekentalannya. Hal ini dilakukan untuk menutup pori-pori.
Keindahan souvenir
tergantung unsur hias yang digunakan
baik berupa motif
maupun pilihan
warna.
Motif
yang
disajikan
dalam
souvenir serbuk
kayu ini telah ada dan disajikan dalam bentuk
cekungan atau cembungan (relief) pada
permukaannya. Peserta pelatihan tinggal merespon bentuk
yang ada dengan
pemilihan warna yang tepat. Dalam proses pewarnaan ini yang dipersiapkan berupa cat tembok warna putih dan cat sendy (pigment warna)
dengan warna primer
yaitu
merah, kuning, biru. Dari warna
ini
dapat
dihasilkan
warna turunan misalnya warna
hijau
dihasilkan
dari
percampuran warna kuning dan biru
dengan
perbandingan 1:1, warna orange dihasilkan dari warna merah dan kuning dengan perbandingan 1:1, dan seterusnya.
Gambar
3. Hasil warna turunan dan pigment warna primer.
Dalam proses pewarnaan didahulukan untuk warna yang lebih muda kemudian diteruskan warna yang lebih
tua. Teknik ini untuk
memudahkan
memberikan kesan rapi.
Gb.4. Pemberian
warna muda kemudian diikuti warna tua
Warna yang
tatap cerah dan
tidak mengalami kepudaran
dan souvenir yang awet tidak mudah rusak menjadi pilihan para pembeli.
Untuk melindungi
souvenir
ini
dapat menggunakan
pelapis
berupa
melamin. Komposisi melamin, harderner dan tiner adalah 10 : 1 : 20. Komposisi ini juga bisa berubah sesuai kebutuhan. Ketiga komponen ini dituangkan dalam
wadah
tertentu
dan
diaduk
sampai merata.
Adukan yang telah siap dimasukkan di tabung sprayer dan disemprotkan
perlahan diatas bidang yang
dilapisi.
Penyemprotan tidak perlu langsung tebal
tapi tipis – tipis
dulu tetapi merata
lalu di angin-anginkan.
2 Pelatihan Teknik Cor
a Pembuataan Model
Pembuatan
model tiga dimensi
dibuat
bentuk
yang
simpel
walaupun demikian tetap menarik.
Hal ini untuk menghindari kesulitan pada saat repro (penggandaan) pada waktu produksi.
Gambar
5. Model tiga dimensi dengan bentuk simpel yang terbuat dari kayu untuk digunakan
pada teknik cor.
b Pembuatan Cetakan
1 Penyiapan bahan
Bahan untuk pembuatan cetakan terdiri
dari resin dengan ditambah talk luar dan katalis (pengering) perbandingan untuk ketiga elemen ini jika resin 100 ml maka talk luar bisa 1 ons dan katalis sekitar 10 tetes. Pertama kali yang dicampur adalah resin
dengan talk
luar,
diaduk
hingga
menyatu baru
kemudian
diberikan katalis. Pemberian katalis ini
sebaiknya diberikan ketika model sudah siap dibuat negatifnya.
Gambar
6. Talk luar, Resin dan katalis.
2 Penyiapan tempat
Sebelum
bahan pembuat
cetakan
dituangkan terlebih dahulu disiapkan penahan agar resin yang dituangkan tidak meleleh dan mengikuti bentuk model. Untuk menahan
ini dapat menggunakan lilin (wass). Lilin memiliki karakter lunak, kenyal,
elastis dan mudah menempel pada benda lain.
Gambar
7. Proses pembuatan penahan cetakan.
Jika penahan
telah siap, maka permukaan model diolesi
MAA (pengkilap
lantai)
secara
merata yang fungsinya agar model dan cetakan
tidak menyatu. Resin yang telah dicampur talk dengan katalis siap dituangkan. Penuangan pertama dilakukan merata pada permukaan model, tunggu sampai agak
mengering kemudiaan ditambahi sekali lagi disiramkan merata.
Untuk membuat campuran resin usahakan sesuai kebutuhan
yaitu habis sekali tuang.
Resin walaupun
akan keras setelah mengering akan tetapi
mudah patah/pecah oleh karena itu masih perlu bahan tambahan untuk menguatkan cetakan yang akan
digunakan
nanti
yaitu
dengan memberikan met
(serat berwarna putih). Serat tersebut
ditaruh diatas resin yang hampir mengering diatas model, lebar serat disesuaikan bidang yang akan diberi.
Selesai pembuatan
adonan resin yang dicampur
katalis
dan
talk
dan
disiramkan diatas
met, tunggu sekitar satu jam resin akan mengering dan model
bisa dilepaskan. Untuk membuat cetakan
pada sisi yang lain dari model prosesnya sama
dengan yang dilakukan di muka.
Gambar
8. Met dan
penuangan resin pada permukaan
model
Jika semua sisi model telah terlapisi cetakan maka proses pembuatan cetakan telah selesai. Sedangkan pangkal model di
buat berongga/berlubang
untuk
nantinya
tempat memasukkan
adonan serbuk kayu pada saat pencetakan.
c Proses Produksi
Dalam proses
produksi
cetak
cor
bahan
dan
alat
yang
dipersiapkan berupa :
Bahan yang digunakan: Serbuk kayu yang telah diayak dan dikeringkan sampai kadar air 1%, Resin, Katalis, Margarin.
Alat yang digunakan: Cetakan yang siap digunakan, Wass,
Karet ban bekas, Gelas Plastik bekas.
Serbuk
yang digunakan
untuk bahan disaring
untuk mendapatkan serbuk
yang halus. Proses
selanjutnya dikeringkan
dengan sinar matahari
agar kandungan air semakin sedikit. Hal
ini dilakukan karena bahan
resin sangan rentan terhadap
air.
Dalam melakukan pencetakan dengan bahan resin ini yang perlu
disiapkan adalah cetakannya.
Ketika cetakan
telah siap berarti
posisi yang aman untuk membuat adonan
serbuk kayu dengan
resin. Komponen untuk
membuat adonan adalah
serbuk, resin dan katalis (pengering). Komposisi untuk mendapatkan
hasil
yang
baik
adalah
50
gr
serbuk berbanding 100 ml
resin dan 5 ml katalis. Pembuatan
adonan adalah dengan menuangkan sedikit demi sedikit serbuk kayu ke dalam resin sambil diaduk.
Jika telah rata
katalis siap dituangkan dan diaduk
hingga
rata.
Adonan
siap
dimasukkan dalam cetakan.
Adonan
serbuk
dan
resin
yang
telah
siap,
dimasukkan dalam mulut cetakan. Hal ini dilakukan dengan
perlahan tapi cepat dan hati-hati.
Untuk meratakan
adonan di dalam
cetakan dapat dilakukan dengan membolak balik cetakan. Cetakan
diisi sampai penuh. setelah selesai cetakan didiamkan dengan posisi
mulut cetakan diatas. Adonan akan
mengering
kurang lebih 30 menit,
setelah itu cetakan bisa dibuka.
Dalam membuka cetakan lepas karet pengikat dan hilangkan wass yang ada disekitar cetakan. Bersihkan
adonan yang belepotan disekitar mulut cetakan. Buka perlahan-lahan
cetakan dengan benda runcing. Jungkit perlahan dan merata pada
sambungan cetakan. Dahulukan pada sisi yang mudah dibuka, dilanjutkan pada sisi
lainnya, hasil cetakan telah jadi
dan
diperiksa terdapat rongga atau tidak dipermukaan hasil cetakan. Jika masih terdapat rongga maka perlu disempurnakan
pada
tahap finishing.
d Finishing
Proses finishing yang dilakuan pada hasil cetakan
serbuk dan resin langkah yang paling awal adalah memeriksa keberadaan
hasil cetakan setelah
dikeluarkan
dari
cetakannya.
Kemungkinan yang terjadi berupa permukaan hasil cetakan yang
masih berongga. Menaggulangi permasalahan ini adalah dengan jalan menambalnya dengan adonan yang sama hingga permukaan
rata. Permukaan yang kasar dibiarkan ditunggu
sampai adonan
mengering. Jika permukaan yang terdapat
lubang telah tertambal semua proses penggerendaan dapat
dilakukan.
Penggerendaan
dilakukan pada sisi yang terjangkau, jika ada sisi tidak dapat dihaluskan dengan gerenda dapat diselesaikan dengan kikir.
Permukaan Hasil
gerendaan masih kasar
untuk menghalus menggunakan amplas
kertas/air.
Hasil yang halus dibersihkan dan siap untuk
di melamin. Finishing ini bersifat
natural sehingga serbuknya
dapat dilihat dengan jelas.
Finishing melamin membuat karya
akan tampak mengkilap dan siap disajikan.
BERAMALLAH DENGAN MENGKLIK IKLAN DI ATAS POSTING
kerajinan kayu bekas | kerajinan kayu pinus | kerajinan kayu kelapa
| kerajinan tangan | pengertian kerajinan kayu | kerajinan kayu mdf | kerajinan
kayu jepang | kerajinan kayu jati jepara | kerajinan dari kayu bekas | cara
membuat kerajinan dari kayu | kerajinan dari kayu dan cara membuatnya | kerajinan
dari kayu jati | kerajinan dari kayu dan cara pembuatannya | membuat kerajinan
dari kayu bekas | cara membuat kerajinan dari kayu | kerajinan dari kayu dan
cara membuatnya | kerajinan dari kayu dan cara pembuatannya | kerajinan dari
kayu jati | contoh kerajinan dari kayu | kerajinan dari kayu bekas palet | kerajinan
souvenir dari kayu bekas | cara membuat kerajinan dari kayu bekas
cara membuat kerajinan dari kayu jati | cara membuat kerajinan
tangan dari kayu bekas | cara membuat kerajinan dari sedotan | cara membuat
kerajinan tangan dari sedotan yang simple | cara membuat kerajinan dari sedotan
dengan mudah | cara membuat kerajinan dari sedotan plastik | cara membuat
kerajinan dari sabun
mantab infonya serbuk kayu bermanfaat
ReplyDeletehttp://bizwithpos.blogspot.co.id
terima kasih kunjungannya
ReplyDeleteSaya selalu pecah bikin cetakan dari semen,knp yaaa??
ReplyDelete