CERPEN
“CINTA YANG TRAGIS”
Dalam
hening malam, hanya tersimpan kesejukan embun yang siap meluap di pagi hari.
Pagi yang cerah dengan tetesan embun yang segar selalu diharapkan oleh gadis
cantik, yaitu Ifah. Burung-burung bernyanyi seolah-olah menyambut pagi dengan
gembira. Ifah adalah gadis yang manis sekolah di Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Ia gadis yang menarik, ramah dan tentunya ia gadis yang smart. Akan tetapi,
ia adalah gadis yang terkenal cuek menurut teman-teman lelaki maupun teman
perempuannya. Sebab Ifah sangatlah sulit untuk ditaklukkan hatinya oleh para
teman-teman lelakinya.
Banyak
diantara mereka yang ingin menjadi pacarnya Ifah. Sampai-sampai teman dan
sahabatnya Ifah ingin menjadi pacarnya Ifah dan dia minta dicomblangin sama
Ifah. Sahabat Ifah itu bernama Iswa yang ingin menjadi pacar sekaligus ingin
dicomblangin sama Ifah itu, bernama Yuli.
Ketika itu,
Iswa berniat ingin memperkenalkan Yuli kepada Ifah ketika di sekolah, tetapi
Ifahnya tidak mau, selain dia sebagai gadis yang cuek dia juga gadis yang
pemalu. Keesokan harinya Iswa kembali memperkenalkan Ifah dengan Yuli, tetapi
Ifahnya tetap tidak mau. Kemudian Iswa memaksa Ifah untuk memperkenalkan Ifah
dengan Yuli. Iswa berkata “Ifah..Kenalin ini Yuli. Yuli kenalin ini Ifah..”.
“Hay Ifah...”, kata Yuli. “Hay juga Yuli...”
Ifah menjawab. Yuli berkata “senang berkenalan denganmu..”. Ifah
menjawab “senang berkenalan denganmu juga Yuli...”. “Yuli.....Ifa..., aku
tinggal sebentar yach....”, aku mau ke kamar mandi...”. Kata Iswa
Kemudian
Iswa meninggalkan mereka berdua dan mereka bercakap-cakap satu sama lain.
Mereka bercakap-cakap di depan kelas sangat lama, karena Bapak Ibu Guru sedang
rapat, sehingga ada jam kosong.
Hari
berganti hari, semakin lama Yuli kenal sama Ifah, semakin besar pula minat Yuli
untuk berpacaran dengan Ifah, tetapi Ifah masih saja cuek kepada Yuli. Yuli pun
demikian, dia tidak akan menyerah begitu saja. Yuli ingin Ifah menjadi pacarnya
dan tidak cuek lagi kepadanya. Melihat begitu keras usaha Yuli untuk menjadi
pacar Ifah, Ifah merasa simpati dan tidak begitu cuek lagi kepada Yuli untuk
menjadi pacar Ifah. Yuli merasa bahwa Ifah sudah meberinya sinyal, kemudian
Yuli menyatakan perasaannya kepada Ifah.
“Ifah....,
dari sejak pertama aku melihatmu, aku telah jatuh hati kepadamu, aku ingin
menjadi pacarmu”, kata Yuli. “Aku juga bersimpati dengan kerja kerasmu untuk
berpacaran denganku Yuli, aku mau menjadi pacarmu”. Jawab Ifah. Yuli berkata
“Benarkah..?!..”. Ifah menjawab “Yach.., benar”. Tapi dalam hati Ifah sama
sekali tidak mencintai Yuli. Ifah berpacaran dengan Yuli hanya karena Ifah
ingin tahu bagaimana rasanya berpacaran itu.
Sejak
saat itulah Yuli dan Ifah berpacaran. Selama mereka berpacaran, belum ada
konflik sama sekali. Gaya pacaran mereka biasa-biasa saja, tidak ada ciuman,
pelukan atau bahkan yang lebih dari itu, meski Yuli minta di cium atau mencium
Ifah.
Kenaikan
kelas pun tiba, mereka berdua pun naik kelas. Dan ada salah satu adik kelas
mereka yang suka kepada Ifah. Yuli pun mengetahui hal tersebut. Dari sinilah
konflik mulai berawal.
Pada
waktu itu Ifah digosipkan berpacaran dengan adik kelasnya yang bernama Evan,
padahal semua itu tidak benar. Evan yang suka sama Ifah, tetapi Ifah tidak suka
kepada Evan. Ifah juga menjelaskan kepada Yuli bahwa ia tidak ada hubungan
apa-apa dengan Evan. Yuli pun percaya kepada Ifah , meskipun ada sedikit
perasaan yang mengganjal pada hati Yuli. Belum lama konflik tersebut reda,
timbullah masalah lagi yang serupa. Ifah kembali digosipkan berpacaran, tapi
kali ini bukan dengan Evan, melainkan dengan teman satu kelasnya yang bernama
Agus. Agus memang suka kepada Ifah,
tetapi Ifahnya tidak suka kepada Agus. Agus adalah pacarnya Iswa, yang tidak
lain lagi sahabatnya Ifah. Ifah mencoba menjelaskan semua itu kepada Yuli,
bahwa gosip tersebut tidak benar.
Yuli
pun tidak percaya lagi kepada Ifah. Bertepan dengan itu semua, Ifah memergoki
Yuli selingkuh dengan adik kelasnya sendiri yang bernama Dwi. Ifah pun tidak
langsung marah-marah kepada Yuli. Keesokan harinya Ifah juga memergoki Yuli
sedang berdua-duaan dengan teman satu kelasnya yang bernama Endah. Kemudian
Ifah meminta penjelasan dan maksud kejadian ini. Awalnya Yuli tidak jujur sama
Ifah, tetapi Ifah terus menerus mendesak Yuli untuk berkata jujur. Akhirnya
Yuli pun jujur kepada Ifah kalau dia ada hubungan dengan Dwi dan Endah. Ifah
pun sangat marah mendengar pengakuan dari Yuli, sehingga Yuli diputuskan sama
Ifah. Ifah berkata “mulai sekarang kita putus”. Yuli pun tidak menjawab
apa-apa. Kemudian Ifah pun berlari menuju kelasnya, begitu juga dengan Yuli,
dia berjalan menuju kelasnya. Padahal waktu itu Ifah sudah mulai suka kepada
Yuli, apa boleh buat dia sudah terlanjur kecewa kepada Yuli.
Dikemudian
hari, Yuli mengetahui bahwa Ifah tidak selingkuh dengan Evan ataupun Agus. Yuli
pun meminta maaf kepada Ifah dan dia ingin balikan. Tetapi, Ifah tidak mau
karena dia trauma, sebab dia merasa dikhianati oleh anak laki-laki disaat dia
mulai sayang kepada anak laki-laki tersebut. Ifah berkata dalam hati”kenapa kau
mencintaiku kalau akhirnya kau menyakitiku, disaat ku sudah menyayangi dirimu”.
No comments:
Post a Comment