Tuesday, October 6, 2015

CERPEN CINTA YANG TRAGIS

CERPEN
“CINTA YANG TRAGIS”


Dalam hening malam, hanya tersimpan kesejukan embun yang siap meluap di pagi hari. Pagi yang cerah dengan tetesan embun yang segar selalu diharapkan oleh gadis cantik, yaitu Ifah. Burung-burung bernyanyi seolah-olah menyambut pagi dengan gembira. Ifah adalah gadis yang manis sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia gadis yang menarik, ramah dan tentunya ia gadis yang smart. Akan tetapi, ia adalah gadis yang terkenal cuek menurut teman-teman lelaki maupun teman perempuannya. Sebab Ifah sangatlah sulit untuk ditaklukkan hatinya oleh para teman-teman lelakinya.


Banyak diantara mereka yang ingin menjadi pacarnya Ifah. Sampai-sampai teman dan sahabatnya Ifah ingin menjadi pacarnya Ifah dan dia minta dicomblangin sama Ifah. Sahabat Ifah itu bernama Iswa yang ingin menjadi pacar sekaligus ingin dicomblangin sama Ifah itu, bernama Yuli.

Ketika itu, Iswa berniat ingin memperkenalkan Yuli kepada Ifah ketika di sekolah, tetapi Ifahnya tidak mau, selain dia sebagai gadis yang cuek dia juga gadis yang pemalu. Keesokan harinya Iswa kembali memperkenalkan Ifah dengan Yuli, tetapi Ifahnya tetap tidak mau. Kemudian Iswa memaksa Ifah untuk memperkenalkan Ifah dengan Yuli. Iswa berkata “Ifah..Kenalin ini Yuli. Yuli kenalin ini Ifah..”. “Hay Ifah...”, kata Yuli. “Hay juga Yuli...”  Ifah menjawab. Yuli berkata “senang berkenalan denganmu..”. Ifah menjawab “senang berkenalan denganmu juga Yuli...”. “Yuli.....Ifa..., aku tinggal sebentar yach....”, aku mau ke kamar mandi...”. Kata Iswa

Kemudian Iswa meninggalkan mereka berdua dan mereka bercakap-cakap satu sama lain. Mereka bercakap-cakap di depan kelas sangat lama, karena Bapak Ibu Guru sedang rapat, sehingga ada jam kosong.
Hari berganti hari, semakin lama Yuli kenal sama Ifah, semakin besar pula minat Yuli untuk berpacaran dengan Ifah, tetapi Ifah masih saja cuek kepada Yuli. Yuli pun demikian, dia tidak akan menyerah begitu saja. Yuli ingin Ifah menjadi pacarnya dan tidak cuek lagi kepadanya. Melihat begitu keras usaha Yuli untuk menjadi pacar Ifah, Ifah merasa simpati dan tidak begitu cuek lagi kepada Yuli untuk menjadi pacar Ifah. Yuli merasa bahwa Ifah sudah meberinya sinyal, kemudian Yuli menyatakan perasaannya kepada Ifah.

“Ifah...., dari sejak pertama aku melihatmu, aku telah jatuh hati kepadamu, aku ingin menjadi pacarmu”, kata Yuli. “Aku juga bersimpati dengan kerja kerasmu untuk berpacaran denganku Yuli, aku mau menjadi pacarmu”. Jawab Ifah. Yuli berkata “Benarkah..?!..”. Ifah menjawab “Yach.., benar”. Tapi dalam hati Ifah sama sekali tidak mencintai Yuli. Ifah berpacaran dengan Yuli hanya karena Ifah ingin tahu bagaimana rasanya berpacaran itu.

Sejak saat itulah Yuli dan Ifah berpacaran. Selama mereka berpacaran, belum ada konflik sama sekali. Gaya pacaran mereka biasa-biasa saja, tidak ada ciuman, pelukan atau bahkan yang lebih dari itu, meski Yuli minta di cium atau mencium Ifah.

Kenaikan kelas pun tiba, mereka berdua pun naik kelas. Dan ada salah satu adik kelas mereka yang suka kepada Ifah. Yuli pun mengetahui hal tersebut. Dari sinilah konflik mulai berawal.

Pada waktu itu Ifah digosipkan berpacaran dengan adik kelasnya yang bernama Evan, padahal semua itu tidak benar. Evan yang suka sama Ifah, tetapi Ifah tidak suka kepada Evan. Ifah juga menjelaskan kepada Yuli bahwa ia tidak ada hubungan apa-apa dengan Evan. Yuli pun percaya kepada Ifah , meskipun ada sedikit perasaan yang mengganjal pada hati Yuli. Belum lama konflik tersebut reda, timbullah masalah lagi yang serupa. Ifah kembali digosipkan berpacaran, tapi kali ini bukan dengan Evan, melainkan dengan teman satu kelasnya yang bernama Agus.  Agus memang suka kepada Ifah, tetapi Ifahnya tidak suka kepada Agus. Agus adalah pacarnya Iswa, yang tidak lain lagi sahabatnya Ifah. Ifah mencoba menjelaskan semua itu kepada Yuli, bahwa gosip tersebut tidak benar.

Yuli pun tidak percaya lagi kepada Ifah. Bertepan dengan itu semua, Ifah memergoki Yuli selingkuh dengan adik kelasnya sendiri yang bernama Dwi. Ifah pun tidak langsung marah-marah kepada Yuli. Keesokan harinya Ifah juga memergoki Yuli sedang berdua-duaan dengan teman satu kelasnya yang bernama Endah. Kemudian Ifah meminta penjelasan dan maksud kejadian ini. Awalnya Yuli tidak jujur sama Ifah, tetapi Ifah terus menerus mendesak Yuli untuk berkata jujur. Akhirnya Yuli pun jujur kepada Ifah kalau dia ada hubungan dengan Dwi dan Endah. Ifah pun sangat marah mendengar pengakuan dari Yuli, sehingga Yuli diputuskan sama Ifah. Ifah berkata “mulai sekarang kita putus”. Yuli pun tidak menjawab apa-apa. Kemudian Ifah pun berlari menuju kelasnya, begitu juga dengan Yuli, dia berjalan menuju kelasnya. Padahal waktu itu Ifah sudah mulai suka kepada Yuli, apa boleh buat dia sudah terlanjur kecewa kepada Yuli.


Dikemudian hari, Yuli mengetahui bahwa Ifah tidak selingkuh dengan Evan ataupun Agus. Yuli pun meminta maaf kepada Ifah dan dia ingin balikan. Tetapi, Ifah tidak mau karena dia trauma, sebab dia merasa dikhianati oleh anak laki-laki disaat dia mulai sayang kepada anak laki-laki tersebut. Ifah berkata dalam hati”kenapa kau mencintaiku kalau akhirnya kau menyakitiku, disaat ku sudah menyayangi dirimu”.

No comments:

Post a Comment